SEJARAH SOSIAL PENDIDIDKAN AGAMA ISLAM

Abstrak

Tujuan dari pembahasan ini adalah Mengetahui sejarah dan tokoh-tokoh sosiologi pendidikan Islam adalah tujuan dari diskusi ini. Pembahasan ini memanfaatkan sumber data dari buku dan jurnal yang terkait dengan tema pembahasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh-tokoh klasik dalam sosiologi pendidikan seperti Emile Durkheim, Aguste Comte, John Dewe, dan Laster Frank adalah pelopor perkembangan sosiologi melalui penelitian pada lembaga masyarakat dan proses sosial, serta pemikirannya tentang pendidikan Islam. Ibnu Kholdun, yang sering dianggap sebagai "bapak sosiologi", juga merupakan tokoh dalam sosiologi pendidikan Islam.

karena dia memeriksa masyarakat secara menyeluruh, termasuk aspek pendidikan. Imam Al-Ghazali, seorang filsuf dan teolog Muslim, sangat memperhatikan pendidikan karakter. Dalam bukunya "Muqaddimah", dia membahas konsep "asabiyyah" (solidaritas sosial) dan siklus peradaban, yang membantu kita memahami dinamika sosial. Dalam pemikirannya, konsep "tazkiyatun nafs", atau penyucian jiwa, menunjukkan betapa pentingnya pendidikan moral dan spiritual untuk menghasilkan orang yang seimbang, Ibnu Sina tidak hanya terkenal sebagai ahli kedokteran, tetapi juga sangat ahli dalam pendidikan. Beliau menekankan bahwa pendidikan harus mencakup ilmu pengetahuan, agama, dan etika. Menurut Aguste Comte, sosiologi harus didasarkan pada pengamatan, perbandingan, eksprimen, dan metode historis. Salah satu contohnya adalah bagaimana meningkatkan proses sosialisasi anak agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. John dewe la menekankan bahwa sekolah adalah lembaga sosial. Ia percaya bahwa hubungan antara sekolah dan masyarakat sangat penting.Laster Frank membangun sistem sosiologi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan umum manusia.